Open top menu
#htmlcaption1 SEA DICAT POSIDONIUM EX GRAECE URBANITAS SED INTEGER CONVALLIS LOREM IN ODIO POSUERE RHONCUS DONEC Stay Connected
Sandiwara, Berdarah Bangsawan !

sandiwara,bangsawan, penang 1890

Silsilah kekeluargaan Sandiwara

Ternyata Sandiwara masih berdarah Bangsawan. Gak Percaya? Ya, kali ini, Sandiwara Kita mau bercerita tentang silsilah keluarga sandiwara. Soalnya dah lama juga gak ngomongin Sandiwara neh, hehehe. Ya, mudah-mudahan sahabat semua tidak keberatan dengan tema ini. Hmm, ya hitung-hitung memperkenalkan diri. Oya, foto di sebelah ini adalah foto "Bangsawan" yang merupakan salah satu nenek-moyang Sandiwara. Kalau ceritanya, seperti di bawah ini. Oke, langsung aja ya...

Cerita dimulai dengan kedatangan sebuah rombonganpertunjukan dari India di Penang di sekitar tahun 1870-an. Masyarakat setempat menyebutnya "Wayang Parsi". Nama kelompok teater ini aslinya adalah "Mendu". Setelah bertahun-tahun di Penang, rombongan ini lalu kembali ke India dan Menjual segala perlengkapan pertunjukannya pada seorang bernama Mohammad Pushi. Muhammad Pushi inilah yang kemudian mendirikan sebuah kelompok bernama "Indera Bangsawan" di sekitar 1885-an. Cik Tot adalah nama pemain perempuan yang jadi primadona dalam pertunjukan-pertunjukan "Indera Bangsawan" ini. Kelompok ini, tidak saja membuat pertunjukan di Penang, tapi bahkan sampai ke Sumatera dan Batavia. Sebutan Indera Bangsawan itu semudian menjadi lebih populer disebut sebagai "Bangsawan" saja.

Di Batavia, kelompok ini kemudian menjual semua peralatan pertunjukannya pada seorang saudagar Turki bernama Jafar. Jafar inilah yang mendirikan rombongan baru yang disebut oleh pnduduk Batavia sebagai "Stamboel", dari perkataan Istamboel, yaitunya ibukota negara Turki. Disebut seperti itu, karena cerita-cerita yang mereka mainkan banyak diambil dari cerita Timur-Tengah. Kelompok ini, kemudian menjadi kelompok yang cukup populer dan punya penonton sendiri di pulau Jawa. Setelah kelompok ini bubar, sebuah kelompok yang juga bernama "Stamboel" didirikan di Surabaya pada tahun 1891. Kelompok ini, kemudian menjadi pendorong terciptanya kelompok-kelompok serupa, yang salah satunya bernama "Komedi Opera Stamboel", yang lebih dikenal oleh masyarakat Jawa, sebagai "Komedi Stamboel". Pada saat yang hampir bersamaan, terdapat sebuah kelompok Bangsawan kedua dari Johor Malaya, bernama "Abdoel Muluk", yang membuat pertunjukan di tanah Deli sampai ke pulau Jawa.

Pada saat yang hampir bersamaan, di Indonesia sendiri, "Toneel" yang dibawa oleh Kolonial Belanda mulai berkembang dan memberi pengaruh terhadap masyarakat pribumi. Terutama sekali, kaum bangsawan yang memiliki kesempatan bersekolah di sekolah Belanda pada waktu itu. Pertunjukan-pertunjukan "Komedie Stamboel" yang berkembang menjadi banyak grup, mulai mendapatkan kritik karena dianggap semakin "tidak beraturan", dan hanya mengejar keuntungan semata-mata. Dari segi -cerita, pertunjukan "Komedi Stamboel" yang berkembang kemudian juga mulai menimbulkan kejenuhan penonton karena melulu menceritakan cerita-cerita timur-tengah. Usaha untuk mengarang cerita sendiri kemudian mulai diprakarsai oleh beberapa orang terpelajar keturunan China di pulau Jawa, yang menceritakan keadaan keturunan China di Indonesia.

Kedua hal ini menimbulkan pula kesadaran di kalangan kaum terpelajar pribumi di pulau Jawa, yang rata-rata adalah kaum ninggrat. Semacam kesadaran nasionalisme awal.Salah satunya adalah Mangkunegara VII, yang menciptakan istilah "Sandiwara", sebagai pengganti kata "toneel". Istilah ini kemudian dipopulerkan oleh Ki hajar Dewantara (seorang ninggrat yang lain) dalam gerakan Taman Siswanya. Dia pula, yang mempopulerkan arti kata sandiwara, yaitu sebagai sebuah "pengajaran rahasia". Sandiwara, menurut cerita Ki Hajar berasal dari bahasa Jawa: sandhi yang berarti perlambang, dan wara yang berarti pengajaran. Dalam Sandiwara, pengaruh-pengaruh tertib panggung yang diperkenalkan "Toneel", pengaruh pertunjukan populer ala "Komedi Stamboel", berpadu dengan pakem-pakem pertunjukan "Wayang Wong", yang telah duluan tumbuh sebagai tradisi kaum ninggrat-pribumi.

Istilah sandiwara, kemudian mulai biasa digunakan untuk membedakan pertunjukan yang menggunakan cerita pribumi, sebagai lawan kata "toneel" yang berkonotasi kolonial dan "Stamboel" yang menceritakan cerita timur-tengah. Salah satu kelompok yang mulai menggunakan kata ini sebagai nama kelompoknya adalah "Sandiwara Wargo", yang berpentas dengan menggunakan bahasa Jawa. Sandiwara, semakin populer di Jaman Jepang, ketika kesempatan untuk berkesenian, apalagi untuk tujuan mengajari orang banyak dipersempit. Sandiwara, menjadi cara untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan, melalui cerita yang hanya dimengerti oleh kaum pribumi saja, sementara sang penjajah Jepang tidak. Kelompok "Sandiwara Maya", yang didirikan tahun 1944 oleh Usmar Ismail dan kawan-kawan, semakin mempopulerkan penggunaan istilah "sandiwara".

Demikianlah cerita awalnya, Sandiwara menjadi nama yang sangat meng-Indonesia. Ia, meninggalkan nama keluarga "toneel", maupun nama keluarga "Stamboel" dan "Bangsawan". Adapun saudara-saudaranya segaris keturunan masih hidup di beberapa daerah. Sekedar menyebutkan, pertunjukan "Mendu", masih hidup di beberapa wilayah kepulauan Riau, di antaranya di Natuna. Pertunjukan "Bangsawan", hidup di beberapa daerah di Deli Sumatera Utara, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Malaysia. Sementara pertunjukan "Abdoel Muluk", berkembang di Jambi, Palembang dan Bengkulu.

Nah, sekarang percaya khan bahwa Sandiwara masih berdarah Bangsawan, meski sedikit?

Catatan Gambar. Foto pertunjukan "Indera Bangsawan, tahun 1890-an, sumber.www.kitlv.pictuta-dp.nl
Read more
Maradona, Sepakbola dan Nasionalisme

maradona sepakbola nasionalismeLihat Pertandingan Argentina v.s Venezuela pagi ini khan (29/3)? Pastinya donk buat penggila bola, hehehe. 4-0 untuk Argentina. Dahsyat? Gak juga, biasa kalau Argentina lawan Venezuela. Meski kekuatan sepakbola negara-negara amerika selatan (latino) rata-rata berimbang, tapi Argentina dan Brasil tetap superior. Soalnya, sederhana aja, sepakbola adalah budaya, cerita setiap waktu, sandiwara yang ditunggu (nomor dua setelah telenovela, haha. Pokoknya, menyatu (integratif) dengan kegiatan sehari-hari, bahkan dengan kemiskinan yang juga cukup massif di sana. Wohohoho, komentator sepakbola dadakan atau budayawan kesiangan bung? Gak juga deng, lagi semangat aja (ketahuan kalau favoritnya Argentina ya? Biarin ah...).

Jadi gak ada cerita yang penting, neh? Dari segi tekhnis sepakbolanya enggak. Pertandingan itu berlangsung di 'rumah' sendiri, cukup faktor untuk menciptakan kemenangan. Dan semakin tidak 'istimewa' sebab pada klasemen sementara dengan kemenangan itu Argentina masih di bawah Paraguay, dan jika besok Brazil menang, Argentina kembali ke posisi ke tiga. Tak ada yang istimewa. Kecuali satu hal bagi saya. Yaitu menyaksikan tingkah polah si "Tangan Tuhan" di pinggir lapangan. Satu segi non-tekhnis yang patut diperhitungkan. Ya, menyaksikan Diego Armando Maradona. Manusia yang seumur hidupnya mendapatkan secara seimbang antara 'kecintaan' dan 'kebencian' orang lain. Manusia yang dipuja setinggi langit karena prestasinya, sekaligus dimaki-maki karena 'perangainya'. Laki-laki kelahiran Buenos Aires Argentina, 30 October 1960, yang selama 15 tahun karir sepakbolanya (1975-2001) mengundang decak kagum dan sekaligus mengundang kritikan pedas.

Lalu, Apa yang menarik dari orang semacam Maradona ini? Nasionalisme ! Maradona adalah pemain yang dikenal paling 'ngotot' kalau sudah soal membela Argentina. Ia akan meninggalakan Club, alias pekerjaannya (periuk-nasi) untuk membela Argentina. Ia juga akan bertengkar dengan pelatih jika perlu, untuk membela temannya (kasus Canigia). Bahkan jika ia kemudian tidak dibenarkan mengikuti pertandingan lagi, karena terbukti dopping, ia 'haramkan' untuk pulang kampung. Ia akan tetap bertahan untuk memberi support buat teman-temannya dilapangan (Piala Dunia 1994, AS).

Sikap semacam itu, yang membuat Maradona dianggap sebagai salah seorang pemain sepakbola yang paling inspiratif dan sekaligus memberi 'pengaruh' (influence) selama setengah abad ini, bahkan jika dibanding Pele (legenda sepakbola yang lain). Lengkap, kemampuan mengagumkan, jendral lapangan yang dihormati kawan-lawan, kontroversial, keras kepala, dan punya Nasionalisme yang kental. Dalam kehidupan Maradona, orang menemukan sepakbola sebagai 'perang' yang lain, dan wujud nasionalisme. Bahkan, ketika kebangkrutan (moral dan material) akibat ulahnya sendiri, Maradona masih memaksakan dirinya untuk menghadiri setiap pertandingan yang dimainkan kesebelasan negerinya. Dan kini, kesempatan untuk menjadi pelatih bagi tim negerinya, diungkapkannya dalam pernyataan yang jauh ke tulang: "Saya merasa hidup kembali !". Hmm, sekali lagi nasionalisme itu terpancarkan.

So what? hehehe. Berapi-api (semakin ketahuan fanatismenya neh...). Menyaksikan Maradona, bagi saya hanyalah jalan untuk melihat diri saya sendiri. Saya bukan pemain sepakbola, meski saya selalu ingin dari dulu. Tapi kalau Indonesia bertanding, saya pantang ketinggalan untuk menonton. Bukan apa-apa, saat itu saya juga berkesempatan untuk menguji nasionalisme di dada saya (cieehhhh...). Masih berdebarkah jantung saya, ketika ada kemungkinan Indonesia mengalahkan Arab Saudi? Masih kecewakah saya ketika Indonesia dikalahkan Thailand? Lagipula, sepakbola adalah pertunjukan sandiwara yang menarik..., mengetarkan, hehehe.

Lalu apakah pemain sepakbola Indonesia tidak punya "nasionalisme" semacam itu ? Siapa bilang ! Bahkan mungkin sebenarnya nasionalisme itu membara melebihi Maradona. Kalau Maradona, masih bisa mengharapkan reward dari prestasinya, dengan bermain di club elit eropa yang gajinya bisa untuk tujuh keturunan. Maka, pemain sepakbola indonesia lebih militan lagi. Bermain bagus dan sekaligus menunjukkan nasionalisme itu dalam keadaan 'masa depan' yang tidak pasti. Bersimbah peluh di tengah lapangan dengan pikiran was-was, sudahkah anak istrinya makan di rumah? Bahkan jika bermain di club pun, pemain sepakbola Indonesia berhadapan dengan bayang-bayang maut. Masih segar dalam ingatan kita, Jumadi Abdi (kelahiran Balikpapan, 14 Maret 1983), gelandang PKT Bontang yang meninggal dunia 15 Maret 2009 lalu.

Nasionalisme itu telah dikobarkan pemain sepakbola Indonesia sedari dulu. Surya Lesmana, Ramang, Rully Nere, Junaedi Abdillah
sampai Robby Darwis, Surya Lesmana, Ricky Yacob dan Widodo C. Putra. Tapi kemana mereka sekarang? Apa yang mereka lakukan ? Bagaimana mereka hidup ? Tidak banyak yang tahu, tidak juga mungkin Nasional yang mereka isme khan itu. Yah, mungkin itulah perbedaan Nasionalisme pemain sepakbola Indonesia, dengan Nasionalisme nya Maradona. Nasionalisme Maradona memberinya kesempatan banyak untuk menunjukkannya. Sedang Nasionalisme pemain sepakbola Indonesia, akan berakhir untuk bisa ia tunjukkan, pada turnament terakhir yang diikutinya. Setelah itu, Nasionalisme itu 'hidup' dalam hati saja, yang saya yakin sesungguhnya masih terus bergelora. Mungkin di depan TV, menyaksikan pemain sepakbola Indonesia yang 'muda' bertanding. Atau mungkin juga di kamar, sambil menerawang mengingat masa-masa masih bermain dulu. Sendiri, dalam hati, di bawa mati...


Saya adalah seorang nasionalis. Ya Allah, adakah orang yang berpendapat bahwa saya tak cinta kepada tanah air dan bangsa? Bahkan saya mohon kepada Allah subhanahuwata'ala, tetapkanlah kecintaanku kepada tanah air dan bangsa itu menyala-nyala di dalam saya punya dada, sampai terbawa masuk ke liang kubur!
(Soekarno, 1928)


Read more
Jendral Soedirman,  Suatu Malam di Bulan Desember 48

panglima besar jendral sudirman

Cerita Sang Panglima Besar


Pada19 Desember 1948, baru saja azan subuh berlalu, bandar udara Maguwo, diserang oleh 5 pesawat Mustang dan 9 pesawat Kittyhawk. Inilah pagi hari, yang menandai Agresi Militer Belanda ke-II. Sebuah sandiwara, yang mereka namakan sendiri sebagai "Aksi Polisional". Dengan Sombong, WTM Beel, yang mengatas-namakan mahkota kerajaan Belanda, berpidato di radio. Ia menyatakan bahwa Belanda tidak lagi mengakui Persetujuan Renville, yang pada saat itu sama artinya dengan tidak lagi mengakui RI sebagai negara berdaulat. Tidak lama setelahnya, Belanda melancarkan serangan ke semua wilayah Republik di pulau Jawa dan Sumatera. Tidak terkecuali, ke Ibukota Republik, yang saat itu berkedudukan di Yogyakarta.

Sejarah sedang bergerak, membentuk alur sandiwara-nya sendiri. Sebab pada saat yang sama Soekarno, Hatta, dan Sjahrir tengah berada di Ibukota. Dengan mudah, tentara agresor NICA Belanda menawan tiga orang simbol pemerintahan Republik Indonesia. Sebab beberapa saat sebelumnya, sidang kilat Kabinet memutusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) dan kontak-kontak diplomatik. “Bayi’ RI, yang baru berumur tiga tahun, berada dalam sebuah ‘titik nadir sejarah’-nya. Kejatuhan ibu kota negara, dan ditawannya para pimpinan tertinggi RI, menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara.

Selang beberapa saat sebelum itu, Jendral Soedirman, sang Panglima Besar, meninggalkan ibukota, dalam keadaan sakit. Memutuskan untuk memimpin ‘Perang Gerilya’. Tanpa obat-obatan, Panglima Besar yang terlahir sebagai anak lelaki dari pekerja Pabrik Gula Kalibagor itu, menerobos hutan belantara, menyebrangi sungai dan lembah, dalam perjalanan tidak kurang dari delapan bulan. Berpindah-pindah, dari desa ke desa di sepanjang Jawa Tengah dan Jawa Timur, yang rutenya melebihi 1000 km. Seringkali, Jendral Soedirman harus ditandu atau digendong oleh para prajuritnya, karena sakit keras yang dideritanya.

Bayangkan apa yang bisa terjadi ?
Dilihat dari sudut pandang apapun, ada dua orang yang dengan mudah dapat merebut kekuasaan RI pada saat itu, dan membelokkan alur sejarah. Sjafruddin Prawiranegara, yang menerima mandat PDRI, dan Jendral Soedirman, sang Panglima Besar TRI. Dengan cara yang berbeda, keduanya memiliki kesempatan, untuk menjadikan dirinya sebagai orang nomor satu di Republik yang juga masih muda. Tidak akan ada yang menyalahkan, jika salah seorang diantara mereka, kemudian menjadikan dirinya Presiden Republik. Tokh, Soekarno-Hatta beserta PM. Syahrir, sedang ‘berhalangan’. Tapi, dibandingkan Sjafruddin, Jendral Soedirman lebih berpeluang. Pertama karena ia berada di Jawa, di dekat semua akses pemerintahan, dan kedua, karena ia adalah ‘jari’ dari semua pelatuk bedil di negeri ini, pada waktu itu.

Sebagai manusia biasa, bukan tidak mungkin pikiran itu bisa saja ‘lewat’ dalam pikiran sang Panglima Besar. Pada suatu malam di antara batuk, dan gigitan nyamuk di hutan-hutan jati pulau Jawa. Pada suatu malam, ketika ia bayangkan kembali ketidak-sepakatannya dengan jalan diplomasi yang ditempuh Soekarno-Hatta. Pada Suatu malam, jika ia renungkan perseberangan pandangan politiknya dengan kelompok Amir Sjarifuddin dan Sjahrir, yang waktu itu menguasai pemerintahan. Pada suatu malam, di hutan belantara pulau Jawa, di antara desing nyamuk malaria, dengan paru-paru tinggal sebelah, tanpa obat-obatan, tanpa tenda dan selimut. Pada suatu malam, dalam gerilya seorang Panglima Besar, dalam perjuangan seorang Jendral Soedirman.

Tapi bukankah, Jendral Soedirman tidak pernah melakukan itu. Bukan karena ia tidak tahu. Terlalu mudah untuk memikirkan hal itu bagi seorang yang pernah sekolah di sekolah guru. Bukankah ia lebih memilih untuk menjaga keutuhan komando tentara, menjaga manunggalnya TRI dengan pemerintah. Bukankah kemudian sejarah Republik ini mencatat, bahwa Jendral Soedirman memilih mengorbankan dorongan hati nuraninya sendiri, untuk mempertahankan keutuhan RI. Jendral Soedirman tidak pernah menyalahgunakan kesempatan besar sejarah itu. Ia memilih menanggungkan beban fisik dan psikologisnya sekaligus untuk membela keutuhan negaranya. Sebagai manusia, ia mungkin saja pernah tergoda, pada suatu malam, dalam gelapnya hutan-hutan jati pulau Jawa. Dengan paru-paru tinggal sebelah, dan bayangan maut yang siap datang kapan saja.

Sejarah lalu bicara, ‘perang gerilya’ yang dipimpinnya, kemudian membuka mata dunia. RI adalah negara berdaulat dengan tentara yang kuat dan terorganisir rapat. 10 Juli 1949, setelah berpindah-pindah dalam perjalanan melelahkan, Jendral Soedirman kembali ke Ibukota, menyerahkan tampuk pimpinan Gerilya, pada pemimpin yang dicintainya, Soekarno-Hatta. Tanggal 27 Desember 1949, pemerintahan sementara negara dilantik. Soekarno menjadi Presiden dengan Hatta sebagai Perdana Menteri, dan sebuah Kabinet untuk Republik Indonesia Serikat, menjadi ‘penanda’ pengakuan Belanda terhadap RI berdaulat. 32 hari kemudian, 29 Januari 1950, sang kesatria, Jendral Soedirman, menutup mata untuk selama-lamanya. Sang kesatria pergi, begitu tugasnya selesai, tak menunggu penghargaan, tak menunggu tanda jasa. Dan sebuah malam, tentang Panglima Besar Jendral Soedirman yang dalam tulisan ini dikisahkan, tidak pernah ada, hanya sekedar bahan, untuk kita renungkan.

Sumber Gambar:www.jagoan.or.id
Read more
Award untuk Blog Sandiwara Kita

award i love your blog

Wow, Dua Award Sekaligus?


Hahaha, gak deng, satu award aja, tapi langsung dari dua orang sahabat. Yang pertama dari Bung Matias Chosta (maaf frenz baru ku review sekarang....). Yang kedua dari Om Negeri Hijau. Tema Awardnya, sama...yaitu: I Love Your Blog. Artinya kira-kira, sahabat-sahabat saya itu menyukai atau mencintai blog Sandiwara Kita, akh... terimakasih. Wah, ibarat seorang gadis, blog ini menyambut dua cinta dari dua pemuda sekaligus. Hehehe, serakah…

Hmmm...Siapa sangka, mendapatkan dua Award sekaligus membuat kita sesak nafas juga. Gimana Tidak? Gak mungkin khan membuat yang ngasih award pake nunggu segala, agar Awardnya diambil. (Nanti dibilang, siapa elu ?) Hehehe. Yup, khabar gembiranya, saya eh, maksudnya blog seumur jagung ini (Lahirnya 1 Maret 2009, hehehehe) dianugrahi award oleh dua orang sahabat. Meski saya sebenarnya agak-agak kurang ngerti juga alasannya kenapa, tapi yang jelas, terimakasih atas kepercayaannya. Sebagai pemain baru saya merasa tersanjung sekali, hehehe.

Nah, sesuai dengan peraturan panitia, maka dengan ini, saya juga memberikan Award tersebut kepada sahabat-sahabat Sandiwara Kita yang blognya saya anggap ter alias paling terhadap blog ini. Ya katakanlah ini kesempatan saya untuk mengapresiasi para sahabat yang punya nilai khusus bagi blog ini (bukannya yang lain gak bernilai, hahahah). Yup, gak usah kepanjangan cerita-nya, kita langsung saja. Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, dewan juri (yang terdiri atas saya sendiri) memutuskan untuk memberikan Award untuk beberapa kategori (yang juga saya buat sendiri, sok juri ya? hahaha). Mereka yang saya pilih tersebut adalah :

1.Lhemuzilla, alias om Agus Budi Santoso, yang merupakan sahabat (followers) pertama blog ini. Trimakasih ya om Agus...

2.Seni Perangko, blognya pak Obing, yang merupakan blog pertama yang memberikan linkback ke blog ini, makasih pak Obing...

3.Ms. Sherlock Always Say, Blognya mbak Realrin, blogger pertama yang berkomentar di blog ini

4.Gerbang Kubah, blognya Pak Ustad, yang adalah blog pertama yang memasang banner blog ini (liat aja, banner yang terpasang di sana, masih banner Sandiwara Kita tempoe doeloe, hehehe becanda pak). Terimakasih ya Pak Ustad...

5.Trips Trik Komputer, blognya Bung Kakara, blogger dengan komentar terbanyak di Sandiwara Kita, sejauh ini. Maju terus bro, semoga Pagerank cepat naik...hahaha

Oya, menurut panitia, hehehe. Yang menerima Award ini diharapkan untuk bisa:

1. Meletakkan logo/award ini di blog sahabat masing-masing
2. Meletakkan link dari blog yang telah memberikan award (dalam hal ini Sandiwara Kita)
3. Memberikan Award ini ke Blog lain
4. Membuat link blog lain yang Sahabat beri Award
5. Meningglakan pesan di blog yang diberi Award sebagai pemberitahuan..

Kode Award-nya, yang Ini (silahkan di copy aja):


Ufff, akhirnya, saya telah memberikan pidato saya sebagai pemenang Award ini, sekali lagi terimakasih buat semua sahabat Sandiwara Kita, dan semua blogger.Demikian aja dulu, semoga yang menerima berkenan dan senang. Tetap bersilaturahim ya..

SALAM BLOGGING

Read more
Alexa Rank, Mitologi ‘Dunia Maya’ (1)

alexa rank traffic blogKonon, dalam dunia per-web-an alias ‘dunia maya’ hiduplah raksasa bernama Alexa, yang merupakan satu di antara dua raksasa penting (raksasa yang lain kita ceritakan lain kali pula). Disebut demikian, karena rangking tertentu yang diberikan raksasa Alexa terhadap sebuah situs (termasuk weblog alias blog) akan memberikan pengaruh tertentu terhadap situs bersangkutan. Alexa Rank, begitu nama yang diberikan oleh sang raksasa Alexa sebagai ranking terhadap jumlah kunjungan ke sebuah web atau blog (situs) tertentu.

Apa pengaruhnya?
Pengaruh tersebut, akan sangat terasa, terutama, jika sang pemilik situs, web-master ataupun blogger berniat menggunakan blog atau webnya sebagai kapal dagang. Soalnya, banyak ‘simpul iklan’ yang menggunakan ranking Alexa atau Alexa Rank tersebut sebagai patokan untuk menolak ataupun menerima pendaftaran sebuah situs. Dengan cara itu, sekaligus rangking yang di berikan oleh sang Alexa menjadi harga iklan yang ditayangkan oleh sebuah blog. Semakin baik Alexa Rank-nya, semakin tinggi harga iklannya.

Lalu bagaimana jika sang Blogger hanya mengunakan blognya sebagai kapal perang ? Jika ia tidak akan mendaftarkan blognya ke ‘simpul iklan’, karena memang tidak berniat memasang iklan ? Alexa Rank, tetap saja dapat menjadi salah satu indikator ‘kemenangan’ dalam perang itu. Semakin baik Alexa Rank, berarti semakin banyak ‘sekutu’ yang telah datang berkunjung dan menjalin ‘persekutuan’. Jadi, untuk blog yang berfungsi sebagai kapal perang, Alexa Rank menjadi bukti bahwa ‘senjata’-nya telah diuji cobakan. (meski tentu saja bukan satu-satunya bukti).

Apakah gerakan sosok yang bernama Alexa ini ? Konon, ia dilahirkan dalam keluarga Amazon.com, salah satu perusahaan terkaya di dunia maya (di samping google dan yahoo, tentu saja). Alexa dilahirkan oleh Brewster Kahle dan Bruce Gilliat, pada tahun 1996. Nama Alexa, konon pula, diambil dari nama perpustakaan kuno "Alexandria". Secara umum, Alexa dan Alexa Rank (senjatanya) digambarkan sebagai:

sebuah sistem perangkingan yang didasarkan pada tingkat kunjungan terhadap sebuah situs. Penghitungannya dilakukan berdasarkan nilai gabungan antara jumlah pengunjung dan jumlah halaman yang dilihat oleh pengunjung pada sebuah situs setiap harinya.


Gambaran wah, ini lah yang menjadi cerita Alexa, yang mendorong banyak blogger dan web-master untuk mempelajarinya dengan seksama. Dan hampir semua cerita tentang raksasa Alexa ini, diakhiri dengan saran untuk memperoleh ‘perhatian’ lebih banyak darinya. Tujuannya, tentu saja memperoleh Alexa Rank yang lebih baik (dengan angka lebih kecil). Rata-rata, saran itu berbunyi:

• Unggahlah Alexa toolbar dan install-kan pada software browsing yang digunakan (disarankan pakai Firefox, mungkin karena sudah bekerja sama, hehehe)
• Tempatkan widget Alexa Rank di halaman blog kita masing-masing (kode HTML nya bisa di ambil di sini)
• Membuat tulisan tentang Alexa Rank dan menggunakan kata Alexa sebanyak-banyaknya (seperti yang sedang dicoba blog ini, hahaha).
• Berpartisipasi dalam berbagai forum blogger atau webmaster (agar kita bisa meninggalkan alamat url kita, sehingga mengundang kunjungan ke blog kita masing-masing).
• Mencoba menulis tentang tema-tema yang disukai para webmaster (misalnya tentang cara meningkatkan Alexa Rank itu sendiri, atau coba aja lihat di forum-forum itu, lalu gunakan kata kunci yang mirip untuk judul postingan).
• Membeli iklan link (hmm, kayaknya yang ini kurang ‘menyenangkan, karena gak gratis)
• Mempublikasikan artikel di berbagai jejaring sosial (tapi kasih ringkasannya saja, jangan semua, agar yang baca datang ke blog kita untuk melanjutkan bacaannya).
• Mengundang teman blogger lebih banyak untuk meng-install Alexa Toolbar, dan menggunakannya untuk mengunjungi blog kita.


Bisa dipastikan, bahwa sebagian besar cerita tentang sang raksasa Alexa, akan bernada seperti itu. Dalam dunia per-blogger-an, bisa dikatakan pula bahwa hampir semua blogger terkenal menulis Alexa Rank. Hal ini, semakin menguatkan ‘kesan’ tentang pentingnya raksasa Alexa di ‘dunia maya’. Ditambah dengan prasyarat beberapa ‘simpul-iklan’, yang meletakkan Alexa sebagai indikatornya, cerita-cerita itu kemudian merajut sebuah jejaring ‘kesan’ yang menjelma menjadi mitologi, tentang raksasa bernama Alexa.

Saking berpengaruhnya mitos tentang raksasa Alexa dan senjata Alexa Rank-nya ini, ia menutupi beberapa fakta kelemahannya sendiri. Alexa Rank, sebenarnya hanya menghitung kunjungan dari pengunjung yang menginstal Alexa Toolbar pada browsing software-nya. Pengunjung yang tidak menggunakannya tidak akan dihitung, dan dianggap tidak pernah mengunjungi (hahahaha, dianggap hilang aja).

Berapa besar pengaruh mitos ini terhadap para blogger?
Silahkan saja mencoba...
Read more
Direktori dan Tools

direktori dan tools blogPara sahabat semua, berikut ini adalah tautan-tautan yang mungkin berguna jika sahabat ikuti. Ini hanya sekedar saran aja. Soalnya saya juga belum membuktikan apa manfaatnya. Menurut cerita blogger-blogger kawakan sih, cara ini bisa membuat blog kita dikenal dan lebih banyak dikunjungi. Sekaligus cerita-nya, membuka peluang lebih luas untuk membuat tautan dan kaitan (link).
Jadi kalau mau, ya dicoba saja ya. Katakanlah, salah satu fasilitas yang saya coba sediakan di blog ini untuk para sahabat saya...
Selamat mencoba !


Tautan-Tautan
Increase Page Rank Blog Directory Arts (Photography) - TOP.ORG Academic,Learning & Educational Blogs - Blog Catalog Blog Directory blogarama - the blog directory Subscribe with Bloglines Academics Business Directory - BTS Local Blog Directory
Arts Bloglisting.net - The internets fastest growing blog directory Arts blogs TopOfBlogs DigNow.org BlogRankers.com
Powered by  MyPagerank.Net

Add to Technorati Favorites blogarama - the blog directory 100 Blog Indonesia Terbaik




TOOLS
Nah, kalau yang ini, beberapa tools yang mungkin sahabat perlukan untuk blog sahabat semua. Yang pertama ini, adalah tools untuk mendaftarkan blog sobat di berbagai serch engine. Silahkan masukkan saja alamat blognya:

Pertama, tentu mbah yang ini dulu:

Sandiwara Kita


Setelah itu, engkong yang satu ini:

Sandiwara Kita


Lalu jangan lupa dengan om yang ini:

Sandiwara Kita


Jika semuanya sudah ya silahkan kebeberapa tante dan om yang lain, melalui form ini:






Analisis Popularitas
Kalau yang ini, untuk melihat tingkat kepopuleran blog sahabat di serch engine. Yah, sekedar nyari-nyari tahu aja sih, seberapa penting posisi blog sahabat di search engine. Silahkan dicoba juga. Seperti biasa, masukkan alamat urlnya:

Link Popularity Check

How popular is your website?
example: www.host.com or host.com
URL: 1
URL: 2 *
URL: 3 *
Exclude your domain from result.
Send report to an e-mail address (optional).
Email
Send in HTML format.

Please enter the access code as displayed above.
Access code




* The second and third URL is optional.
Online Link Popularity Check
provide by SEOCentro.



Analisis Meta-Tag
Kalau yang ini, untuk mengecek meta tag di blog sahabat. Apakah meta tag itu sesuai dengan yang sahabat inginkan sebagai semaca 'identitas' dari blognya. Tahu khan meta tag? Itu lho yang pada pada kode HTML template, berada di bawah kode <head> dan sebelum kode <b:skin><![CDATA[. Biasanya berbentuk begini:
<title><data:blog.pageTitle/></title>
</b:if>
<meta content='deskripsi blog' name='description'/>
<meta content='kata kunci blog' name='keywords'/>
<meta content='20' name='refresh'/>
<meta content='index,follow' name='robots'/>
<meta content='nama penulis blog' name='author'/>
<meta content='bahasa utama' name='language'/>
<meta content='2' name='revisit-after'/>

Udah di isi? kalau belum, silahkan diisi dulu, menurut cerita para blogger kawakan, ini akan membantu mesin pencari untuk menemukan blog sahabat. Tapi yang warna biru diganti dulu ya, sesuaikan saja dengan blog masing-masing.
Yah, sekedar nyari-nyari tahu aja sih, seberapa tepatkah meta tag yang kita gunakan. Silahkan masukkan alamat url blognya:

Meta Tag Analyzer
Check your meta tags!
example: http://www.host.com.
URL
(optional)
User Agent * (optional)

Please enter the access code as displayed above.
Access code



Online Meta Tag Analyzerprovide by SEOCentro.



Penghitung Berat Blog:



Your domain(s): Enter each address on a new line (Maximum 10)


(eg. iwebtool.com)



Powered by iWEBTOOL




TOOL TAMBAHAN
1.Penghitung Kata :www.wordcounter.com
2.Pengukur Ranking : www.alexarankchecker.com
3.HTML Encoding/Decoding: www.centricle.com
Read more
Legenda "Batu Batikam"

karikatur legenda demokrasi batu batikamSepertinya, sementara kita tinggalkan dulu cerita (daftar) artis yang jadi politikus. Cerita atau legenda yang satu ini, barangkali berguna diceritakan sekarang, ketika kampanye dimulai, dan hawa tak nyaman mulai terasa. Akh, maafkan saya, tidak bermaksud menebar ketakutan. Hanya semacam mengingatkan, tentang masa 'antah-berantah' yang mungkin mengandung pelajaran...
.........................

Syahdan, Datuak Parpatiah dan Datuak Katumangguangan berdebat hebat. Keduanya adalah orang bersaudara, berlainan bapak. Datuak Parpatiah nan Sabatang, adalah seorang yang dilahirkan dari seorang bapak aristokrat (cerdik-pandai). Sementara Datuak Katumangguangan, dilahirkan dari seorang ayah yang otokrat (raja-berpunya). Namun pada keduanya, juga mengalir darah dari ibu yang sama, seorang perempuan biasa, seperti apa adanya.

Darah yang mengalir di tubuh keduanya, ternyata berpengaruh pada pandangan hidup yang dijalani. Datuak Parpatiah, menginginkan masyarakat diatur dalam semangat yang “duduk sama rendah, berdiri sama tinggi” (demokratik). Sedang Datuak Katumangguangan, menginginkan rakyat diatur dalam sebuah tatanan yang “berjenjang naik, bertangga turun” (hierarkhial). Perbedaan yang kemudian meruncing menjadi perdebatan, bahkan menjurus menjadi pertikaian...

Sama-sama menghindari untuk melukai saudaranya, kedua datuak kemudian menikamkan pedang dan kerisnya pada batu. Kedua batu itu sekarang, dikenal dengan nama “Batu Batikam” (Batu yang ditikam). Yang satu berdiri tegak di tepi jalan Limo Kaum, di Batu Sangkar Sumatera Barat. Yang lain, ditelan oleh waktu, tinggal cerita, namun tetap dikenang sebagai pertanda. Betapa nenek moyang, yang memiliki kesaktian untuk menghancurkan, bahkan tidak menyukai kekerasan.

Datuak Parpatiah lalu pergi merantau. Memperbandingkan keyakinannya dengan dunia luar. Datuak Katumangguangan sebaliknya, tinggal menjaga kampung halaman, dan membenamkan dirinya dalam kumpulan kebijaksanaan yang ditinggalkan leluhur. Dua cara berbeda, dengan satu tujuan, mencari kebijaksanaan. Dua perjuangan, dengan satu cita-cita, mengatur rakyat agar sejahtera.

Masa berganti, musim bertukar, keduanya bertemu. Dengan kematangan yang semakin baik, sudah tentu. Juga dengan kepala yang semakin banyak tahu. Lalu keduanya duduk berbagi ilmu. Melerai perseteruan yang pernah terjadi bertahun-tahun berlalu. Dan akhirnya bersepakat untuk saling bahu-membahu. Menjadikan rakyat semakin pintar dan maju. Melupakan egoisme masing-masing, mendahulukan kepentingan orang banyak, karena itu lebih penting.

Demikianlah, legenda itu hidup berabad-abad. Disampaikan ke anak-cucu sebagai pelajaran tentang martabat. Kedua sistem tetap hidup hingga kini, berdampingan dan bersahabat. Saling melengkapi dalam jalinan yang erat. Menjadi dua partai yang semacam Partai Republik dan Partai Demokrat di Amerika Serikat. Menjadi sejalur rel, dua garis yang berjalan bersama, tak renggang, meski juga tak akan pernah merapat.

.....................

Wallahualam Bissawab
Kebijaksanaan selalu terendap
Dalam cerita-cerita berkarat
Hanya bagi mereka yang berfikir ketat

Read more
Top-20 Dunia: Artis yang Jadi Politisi (1)

top artis dunia jadi politisi
Beberapa hari yang lalu, saya membuat memposting cerita tentang;"Artis (Seniman) Jadi Politisi", sesuatu yang mungkin saat ini menjadi berita yang ramai diulas, tak terkecuali oleh para blogger. Gak percaya ? Coba aja masukin frasa itu di kotak pencarian om Google, yakin dech sebagian besar hasil pencariannya adalah tulisan yang diposting oleh teman-teman blogger. Hehehe.

Nah, dari tema itu, saya penasaran juga mau nyari tau siapa sih, artis dunia yang juga jadi politisi. Maksudnya mau melihat dan membandingkan aja...Dari rasa penasaran itu, saya akhirnya memperoleh 20 nama paling 'santer' ditulis sebagai politisi yang berangkat dari ketenarannya sebagai artis (Modal "suara"-nya, maksudnya, hehehe).

Sahabat semua mau tahu juga? Silahkan aja dilihat dan dibandingkan juga dengan para artis kita yang (mencoba) jadi politisi. Catatannya, urutan nama berikut dibuat berdasarkan abjad, jadi bukan rangking. Ini dia:

1.Alessandra Mussolini
Lahir: 30 Desember 1962
Karir : Aktris, model
Karir Politik : Angota Parlemen Italia
Catatan Penting : Cucu dari Benito Mussolini (Dikator Fasis Italia), juga adalah anggota Parlemen Eropa (2003)

2.Arnold Schwarzenegger
Lahir: 30 Juli 1947
Karir : Aktor, binaragawan
Karir Politik : Gubernur California AS)
Catatan Penting : Awalnya berkewarganegaraan Austria, lalu Inggris, dan akhirnya Amerika Serikat; paling identik dengan film “Terminator”.


3.Ben Jones
Lahir: 30 Agustus 1941
Karir : Aktor, penulis
Karir Politik : Anggota Konggres AS
Catatan Penting : Pernah mempertanyakan kebijakan-kebijakan presiden Bill Clinton; Paling dikenal karena perannya sebagai Cooter Davenport dalam film TV “The Dukes of Hazzard”.

4.Clint Eastwood
Lahir: 31 Mei 1930
Karir : Aktor, sutradara
Karir Politik : walikota khusus Carmel California AS
Catatan Penting : Selama perang korea (1950) pernah terdaftar sebagai anggota Tentara AS (US Army); Paling dikenal karena perannya sebagai Inspektur 'Dirty' Harry Callahan dalam serial "Dirty Harry".

5.Fred Grandy
Lahir: 29 Juni 1948
Karir : Aktor
Karir Politik : Anggota Konggres AS
Catatan Penting : Memenangkan "Watchdog of the Treasury" awards, sebuah penghargaan dua tahunan untuk anggota Partai Republik AS; Paling dikenal karena perannya dalam Komedi TV “The Love Boat”.

6.Fred Thompson
Lahir: 19 Agustus 1942
Karir : Aktor, pengacara
Karir Politik : Anggota Senat AS
Catatan Penting : Tahun 1977 menjadi pembela Marie Ragghianti, melawan Gubernur Ray Blanton, dan memenangkan kasus tersebut; Bermain sebagai Arthur Branch dalam serial TV terkenal “Law & Order”


7.George Murphy
Lahir: 4 July 1902 (Meninggal karena leukemia, 3 Mei 1992)
Karir : Aktor, penari
Karir Politik : Anggota Senat AS
Catatan Penting : Pernah jadi penari night club; Paling diingat dengan perannya sebagai Michael Denis dalam film “London by Night” (1937)

8.Glenda Jackson
Lahir: 9 May 1936
Karir : Aktris
Karir Politik : Anggota Parlemen Inggris
Catatan Penting : Memenangkan penghargaan Aktris Terbaik Academi Award (1969, 1973, 1975);Pernah punya masalah dengan PM Inggris Tony Blair (Oktober 2005).


9.Helen Gahagan Douglas
Lahir: 25 November 1900 (Meninggal karena kangker payudara: 28 Juni 1980)
Karir : Aktris
Karir Politik : Anggota Kongres AS
Catatan Penting : Bermain dalam film “She” (1935), yang merupakan film satu-satunya yang pernah ia bintangi; Adalah Perempuan Pertama yang dipilih pada Pemilu Konggres AS dari partai Demokrat .

10.Ilona Staller
Lahir: 26 November 1951
Karir : Aktris, Musisi, Model
Karir Politik : Anggota Parlemen Italia
Catatan Penting : Adalah orang Hunggaria yang menjadi anggota Parlemen Italia; Lebih dikenal sebagai Aktris Film Blue, salah satunya "La Liceale" (1975).


Read more
Kompetisi Fajarseraya (satu lagi kompetisi menulis artikel blog yang layak diikuti !)

kompetisi menulis artikel blog
Bebarapa hari lalu saya postingkan informasi Sayembara Menulis Artikelnya Hakimtea.com. Nah, ini satu lagi informasi tentang kompetisi menulis blog. Tentulah postingan ini sudah agak terlambat, mengingat bahwa kompetisi ini telah dibuka sejak 1 Maret yang lalu. Tapi gak apalah, tokh pendaftarannya ditutup 30 April 2009 nanti, sekaligus pengumuman pemenangnya ( dengan catatan: tidak dapat di ganggu-gugat, hehehe). Jadi masih kurang-lebih 40 hari lagi (bisa 40 artikel tuh..., kalau sempat bikin setiap hari satu). Sebab ada catatan, bahwa peserta boleh mngirimkan artikel sebanyak-banyaknya, asal tidak mendaftarkan lebih dari 2 blog.

Lagi pula, mungkin ada baiknya tetap saya tuliskan, sebab: petamaxxxxx, memberikan info singkat buat teman-teman yang kebetulan belum tahu, dan keduaxxxxx, agar teman-teman yang sudah tahu dan udah ikutan, tahu siapa saingannya (Wuakakakakakaakk...). Ketigaxxx (dan yang ini serius), Gak denk, saya cuma mau merespons salah satu budaya yang paling saya suka, budaya yang memantulkan semangat "merdeka menyatakan pikiran secara tulisan". Jadi, semua yang berbau dorongan ke arah itu, mari kita dukung rame-rame.

So, lansung aja. “Kompetisi Fajarseraya”, demikian judulnya, mengusung tema "Blog For Fun" (jangan di plesetin jadi "Blog For Fund" ya, nanti Mas Fajarnya marah, hehehe.). Maksudnya ? Ya, segala hal yang menurut anda menyenangkan dari kegiatan Blogging atawa Nge-blog, silahkan dijadikan tema artikel (tips nge-blog, trik nge-blog, pengalaman nge-blog, dll). Gampangkan ? Semua artikel Peserta akan diposting di www.fajarseraya.com, langsung setelah artikel itu diterima. Berapa banyak ? Terserah deh, jangan satu buku aja dech pokoknya. Bukan apa-apa, nanti blognya yang punya kompetisi penuh sama itu tulisan satu peserta, hehehe.

Persyaratan yang lainnya? Gak ada. Kalau sudah ditulis, silahkan aja lansung kirim ke: daftarkontes@yahoo.com, biar langsung diposting. Sekalian, sertakan data lengkap masing-masing (nama dan url blog anda). Catatan pentingnya lagi, kompetisi ini terbuka untuk semua blogger, tanpa kelas. Mau yang kelas bantam, sampai yang tinggal kelas boleh ikutan.

Hadiah yang disediakan bagi pemenang adalah:
1. Juara 1 : Domain .com + Paket Hosting Etamhost (Paket Starter)
2. Juara 2 : Domain .com
3. Juara 3 : Paket Hosting Etamhost (Paket Starter)

Di samping itu, disediakan juga 4 hadiah untuk pemenang kategori:
1. Pemula terbaik : Domain web.id
2. Tulisan bermanfaat : Domain web.id
3. Tulisan terunik: Domain web.id
4. Artikel Komentar terbanyak: Domain web.id

Hal yang menarik dari kompetisi ini bagi saya, adalah "Aturan Penulisan Artikel"-nya. Disana dituliskan begini:

1. Cerita original dan tidak co-pas.
2. Buatlah artikel dengan Gaya bahasa Tersendiri (Namun masih bisa dimengerti).

Nah, kalau yang pertama, kayaknya sudah biasa (bukannya tidak penting), dan kita semua saya yakin mendukung. Masak ikutan lomba pake karya orang ? Ya, nggak?. Aturan yang kedua itu yang sangat menarik. Sebab, berarti kita semua punya kesempatan mengembangkan "gaya" penulisan artikel blog sendiri tuh. Wah, bukannya tidak mungkin, nanti ada buku (atau tutorial) tentang "cara menulis di blog" ala Blogger Indonesia. Hehehe, keren...tentunya.

O ya, ada tips langsung dari pe untuk memperoleh nilai tambahan. Ini juga bisa langsung dikerjakan aja:
.
1.Membuat review tentang kontes ini dengan Anchor Text : Kompetisi Fajarseraya ke link http://fajarseraya.com/kompetisi-fajarseraya
2. Mengirimkan artikel sebanyak-banyaknya, dan
3. Memasang banner kompetisi ini di blog masing-masing

Udah gak sabaran? Mau lebih jelas? Ya udah, ke TKP aja...,dan
Selamat Berkompetisi!

Sumber Gambar: www.library.thinkquest.org
Read more
Artis (Seniman) Jadi Politisi

artis di dunia politik
Akhir-akhir ini, orang lagi tertarik memperhatikan artis yang masuk kancah (kuali kaleee, hehehe) politik. Dan sang artis yang memang suka ‘diperhatikan’, karena itu memang sumber penghidupannya, kayaknya juga sedang merayakan kesempatan itu. Semakin banyak saja yang berminat mencoba peruntungannya di wilayah ini. Untuk Pemilu 2009, tidak kurang dari 49 nama artis telah tercatat sebagai ‘caleg’ di KPU. Nah, tulisan ini maksudnya cuma mau mengawali cerita seputar itu. Bukannya sok ‘pengamat politik’ (hehehehe) tapi betapapun hal itu menarik buat diceritakan (ya, iyalah, namanya juga artis). Sekedar cerita buat inspirasilah...

Keterlibatan atau (cuma) kedekatan artis (untuk sementara kita lupakan konotasi kata ini) dengan dunia politik, sebenarnya bukanlah hal baru. Bahkan sudah dimulai sejak politik dikenal sebagai kegiatan manusia yang perlu dan penting. Yunani klasik adalah ‘sejarah’ (yang tercatat, maksudnya) yang meletakkan dasar bagi hal ini. Maklumlah, para ‘orang-pintar’ di negara-kota ini, rata-rata juga adalah penulis puisi, filsuf dan juga sekaligus negarawan.

Socrates (Yunani, 400 SM), adalah orang yang layak dicatat, sebagai wakil seniman (meski ia lebih seriang disebut sebagai filsuf) pertama yang memasuki wilayah politik. Meski tidak pernah menjadi senator, apalagi tiran, tapi ia telah membuka jalan, dengan memposisikan dirinya sebagai oposan terhadap pemerintahan “Tigapuluh-Tiran” Athena. Pikirannya ini adalah awalan bagi konsep “dimokratia”, yang memberikan kesempatan kepada semua orang (tanpa memandang garis keturunan) untuk terlibat dalam urusan-urusan negara. Pada saat yang sama, ia mengembangkan sekelompok orang-orang terpelajar (Aristokrat)

Murid sokrates, Plato, kemudian merumuskan pikiran-pikiran tersebut dalam sebuah buku yang sangat terkenal berjudul “Republik” (berarti untuk rakyat). Buku ini terkadang di sebut juga sebagai Politeia (berarti negara), dan merupakan jadi salah satu acuan penting bagi dunia politik dunia, bahkan sampai sekarang. Plato mengkategorisasikan negara berdasarkan ‘nyawa’ nya menjadi aristokrasi (pemerintahan oleh orang-orang terbaik), timokrasi (pemerintahan oleh orang-orang yang berjasa), oligarkhi (pemerintahan oleh sekelompok orang), tirani (pemerintahan oleh seorang tiran), dan demokrasi (pemerintahan oleh masyarakat).

Kita mungkin bisa menambahkan, seturut berbagai pembicaraan tentang perintahan, kategori monarkhi (pemerintahan oleh seorang raja), meritokrasi (pemerintahan oleh individu yang paling pantas untuk memimpin) dan plutokrasi (pemerintahan oleh orang-orang kaya). Lantas bagaimana dengan pemerintahan oleh artis atau bahkan selebritis? Sebab kayaknya gak ada tuh? Hehe, mungkin ada kategori baru yaitu perifimokrasi (pemerintahan oleh orang terkenal) atau bahkan polikrotokrasi (pemerintahan oleh selebriti). Tapi yang dua terakhir jangan dipake buat kuliah il-sos-pol ya. Ini hanya ‘istilah’ yang saya buat sendiri, soalnya. Hehehe.

Kembali ke Plato, dari sana sudah terlihat, bahwa keterlibatan seniman atau artis di dunia politik, erat kaitannya dengan pengakuan terhadap persamaan dan kemerdekaan manusia, yang merupakan salah satu azas demokrasi. Pandangan Sokrates, yang dituliskan dan dikembangkan Plato tersebut, pada dasarnya mendorong kebebasan individual untuk masuk dan terlibat dalam pengambilan kebijakan negara.

Revolusi Prancis (1789), oleh sebab itu, harus di catat sebagai ‘tonggak’ sejarah pula. Keterlibatan Jean Rousseau dan Voltaire, dalam kancah revolusi itu, bisa dipandang sebagai perwakilan seniman, meski keduanya juga lebih dikenal sebagai filsuf politik. Yang jelas, revolusi tersebut menandai berakhirnya monarkhi dan dimulainya ‘liberasi’, yaitu kebebasan tanpa batas bagi individu di Perancis. Bahkan, sampai hari ini pun, Prancis dikenal sebagai negara liberal yang paling konsisten.

Di Indonesia, kedekatan artis dengan kekuasaan sebaya dengan umur republik ini. Di zaman presiden Soekarno, bahkan ada istilah ‘seniman negara’. Bahkan, kedekatan sang presiden dengan beberapa artis sempat menimbulkan ‘rumor’ tertentu (wallahu alam, kalu soal ini), yang nyaris mirip ‘rumor’ JF. Kenedy dan Marlyn Monroe. Hehehe, hebat... Yang jelas, sesuai dengan semboyan “politik sebagai panglima”-nya sang presiden, para artis zaman itu, rata-rata punya afiliasi politik yang tegas (ada istilah “kanan-kiri”, wokeehh...., segala), tapi tidak jadi anggota partai atau parlemen. Rata-rata cuma jadi anggota lembaga kesenian ‘underbow’ masing-masing partai.

Di zaman “orba’-lah keterlibatan artis sebagai anggota partai itu justru mulai menggejala. Keikut-sertaan Sofan Sofian (aktor) di PDI dan Rhoma Irama (musisi) di PPP, agaknya pantas dicatat sebagai ‘penanda’ dari gejala itu. Keputusan itu, bahkan sempat membuat keduanya kehilangan popularitas di jaman Orde Baru. Maklumlah, TVRI, satu-satunya stasiun televisi yang ada saat itu, cenderung untuk hanya menampilkan artis-artis yang ‘Golkar-punya’. Jadi, kalau mau populer, ya harus mengisi acara di “kampanye Golkar”, hehehehe.

Jadi sebenarnya, ada nilai plus untuk dua orang ini atas keterlibatan mereka dalam partai non-golkar (memang golkar zaman itu bukan partai ding...). Sebab di zaman itu (pra-98), “tidak golkar” adalah sebuah sikap yang butuh keberanian ekstra. Mungkin semuanya masih ingat, betapa banyaknya artis yang jadi maskot golkar pada zaman itu, apalagi di awal 90-an, ketika golkar praktis adalah partai tunggal negri ini, dengan PPP dan PDI sebagai ‘pelengkap-penderita’ (hihihi).

Pasca keruntuhan Orba, gejala itu semakin marak. Banyak artis, yang mulai menyadari popularitasnya sebagai ‘aset’ berharga, yang dapat mengantarkannya ke ‘kursi-kekuasaan”. Pada pemilu 2004, ada nama: Marisa Haque dan Deddy Sutomo “Miing” (PDI-P), Adji Massaid dan Qomar (Partai Demokrat), serta Dede Yusuf (PAN). Selain itu, ada nama Nia Daniaty (PKPB) Ray Sahetapy (PKB). Sayang, yang dua terakhir, gak sempat bisa ikut tidur, eh.., rapat di Senayan. Mungkin karena salah pilih partai. (hehehe)

Tidak saja pada ranah legislatif, keterlibatan itu bahkan mulai ‘menembus’ ruang ‘eksekutif”. Berturut-turut tanpa mengurutkan, kita dapat sebut Rano Karno (Pilkada Tanggerang), Syaiful Jamil (Pilkada Serang), Helmi Yahya (Pilkada Sumsel), dan terakhir Dede Yusuf (Pilkada Jabar). Rano Karno dan Dede Yusuf terbukti berhasil ‘menjual’ popularitasnya. Sementara Syaiful dan Helmi harus bersabar dulu, hehehe.

Nah, untuk pemilu april 2009 nanti, seperti sudah disebut di awal tulisan ini, ada 49-an nama yang udah masuk daftar nama caleg. Komposisinya berdasarkan partai adalah: PAN (21 nama), PPP (9 nama), PDIP (4 nama), P-Demokrat (4 nama), PDS ( 4 nama), P-Golkar (3 nama), P-Hanura (3 nama) dan P-Gerindra (1 nama). Selain mereka, ada nama Deddy Mizwar dan Ahmad Dhani, yang santer diberitakan sebagai ca-pres dan wa-pres. Bagaimana kiprah para artis ini? Mari kita lihat tonton sandiwara yang satu ini...

Sumber gambar: www.andhranews.net

Singkirkan bingkai

Read more
Khasiat 'lain' dari Buah Apel

buah apel cerita humorDua orang pemuda berkenalan dengan seorang mahasiswi Inggris yang sedang dalam program pertukaran pelajar. Pemuda 1 berprofesi sebagai dokter dan pemuda 2 bekerja sebagai mandor di sebuah perusahaan. Keduanya bersahabat, tapi juga selalu bersaing untuk mendapatkan gadis-gadis di sekitar mereka. Biasanya, mereka bertaruh dalam kompetisi memperebutkan gadis-gadis itu. Termasuk ketika mengetahui bahwa si Gadis Inggris tinggal di dekat rumah mereka, Keduanya langsung bertemu..

Pemuda 1: Sudah dengar tentang gadis Inggris itu ?
Pemuda 2: Hahaha, mana mungkin aku ketinggalan berita semacam ini.
Pemuda 1: Lalu ???
Pemuda 2: Seperti biasa, siapa yang bisa mengencaninya lebih dulu, akan memperoleh traktiran makan siang selama sebulan...
Pemuda 1: Hahaha, kayaknya kamu harus segera cari utangan.
Pemuda 2: Sombong sekali, kalau kau bisa mengajaknya kencan, aku traktir dua bulan kau nanti.
Pemuda 1: Jangankan kencan, kau bisa membuatnya jauh dariku seminggu saja, aku traktir kau setahun...
Pemuda 2: Deal?
Pemuda 1: Deal !


***

Keduanya lalu mulai mencari segala cara untuk bisa mendekati sang gadis. Beragam tipuan, trik, taktik pun dilakukan... Hanya saja, sang gadis juga bukan orang yang gampang didekati. Selain karena ia memang seorang yang serius dengan program yang didekatinya, ia juga tipe gadis yang jinak-jinak burung dara. Dibilang jual mahal tidak juga, sebab ia meladeni semua orang dengan ramah. Tapi untuk kencan ? Tunggu dulu...

***

Persaingan semakin ketat. karena keduanya berhasil menjalin persahabatan dengan si gadis. Namun, tak seorangpun berhasil mengajak si gadis berkencan. Bahkan, si gadis cenderung untuk menganggap keduanya sebagai teman belajar. Maklum, sebagai seorang yang datang untuk program pertukaran mahasiswa, ia ingin banyak tahu tentang Indonesia. Apa boleh buat, keduanya terpaksa sok tahu tentang budaya Indonesia, dan sok ingin tahu tentang budaya si Gadis di negeri asalnya...
Pada suatu ketika, sang mandor berkesempatan ngobrol dengan si gadis

Gadis : Kenapa orang sini masih percaya pada hantu?
Pemuda 2: Karena mereka melihat buktinya ?
Gadis : Apa ? Ah, tidak mungkin. Mana ada hantu?
Pemuda 2: Itulah kekeramatan negeri kami.
Gadis : Apa itu ?
Pemuda 2: Apapun yang dipercayai masyarakatnya, benar-benar bisa mereka buktikan.
Gadis : Akh, saya tetap tidak percaya...
Pemuda 2: Itu lebih berbahaya, karena justru kamu akan segera melihat apa yang kamu ragukan itu di sini.
Gadis : ???
Pemuda 2 : Ya, di negeri ini, siapa pun yang meragukan kebenaran dari apa yang dipercaya orang banyak, akan mendapat celaka.
Gadis : Akh, kamu membuat saya takut...


Menyadari bahwa si gadis ketakutan, Pemuda 2 mengalihkan pembicaraan,

Pemuda 2: Kenapa kamu suka sekali memakan buah apel...
Gadis: (tersenyum, karena terlepas dari ketakutannya) Karena itu menyehatkan, apel mengandung gizi yang tinggi. Bahkan di negara saya, ada ungkapan mengatakan "one apple a day, keep you a day from the docters". Saya percaya itu...
Pemuda 2: (Hanya manggut-manggut dan tersenyum...)


***

Beberapa tahun kemudian, Pemuda 2 dan Pemuda 1 bertemu, sang Mandor telah menikah dengan si Gadis Inggris, dan memiliki seorang anak...

Pemuda 1: Hmmm, bahagia sekali hidupmu sekarang...
Pemuda 2: Alhamdulillah, berkat kamu dan profesimu...
Pemuda 1: Maksudmu?
Pemuda 2: (Tersenyum) Akh, tidak. Cuma bercanda.
Pemuda 1: Ooooo...Tapi aku selalu penasaran, bagaimana caramu sehingga akhirnya kamu mendapatkan perempuan Inggris ini...
Pemuda 2 : Sederhana saja...
Pemuda 1 : Sederhana ?
Pemuda 2 : Ya, aku membelikannya satu apel setiap hari, dan menghadiahinya pohon apel yang tumbuh di belakang rumahku...
Pemuda 1: ??????????????????????????????????

***

sumber gambar:www.dreamstime.com
Read more
Sandiwara "Kampanye Damai"; dengan 'tekhnik muncul' yang kurang baik

sandiwara kampanye damai
Paradoks (bertolak-belakang) ! Mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan adegan pembuka dari sebuah 'sandiwara' yang dipentaskan pagi ini di Indonesia (Senin, 16/3-09). Tepat ketika KPU mendeklarasikan "Kampanye Damai Indonesia", pada saat itu pula, ada yang nyaris baku hantam di ruangan tersebut. Dan perkaranya ?
Sederhana, anak-anak lagi berebut “menandatangani”, dan bu guru KPU sedang tidak punya banyak meja, agar anak-anak bisa serempak menandatanganinya.

Sandiwara, yang berlansung di atas panggung Hall D2 kompleks Pekan Raya Jakarta (PRJ) Kemayoran itu, harus diakhiri dengan keikutsertaan aparat keamanan (Sat-gas KPU), yang juga sempat kewalahan. Maklumlah, yang dihadapi juga para calon wakil rakyat? Dan polisi? Seperti dalam film holiwood, datang setelah superman mengamankan suasana. Sebab jika tidak begitu, dramatika (ketegangan)-nya bisa berkurang, dan jadi kurang asik ditonton.

Pementasan Sandiwara ini, disiarkan banyak stasiun TV, dan rakyat yang menonton kembali dapat hiburan. Jarang-jarang memang ada adegan Sandiwara yang kolosal semacam ini. Apalagi ada nyanyian yang tumpang tindih juga di atas panggung (semacam paduan suara-lah), jadi adegannya semakin lengkap, semacam sandiwara musikal.

Sandiwara ini, sebanarnya ditujukan untuk menandatangi sebuah naskah, yang salah satu dialognya, berbunyi:

“34 partai politik kontestan Pemilu 2009 secara bersama berjanji: akan melakukan kampanye damai, tertib, aman dan lancar; dan akan melakukan kampanye secara penuh edukatif dan bertanggungjawab demi kepentingan bangsa dan negara..”


Kayaknya, tekhnik munculnya kurang pas dengan dialog tersebut, terutama dengan kata ‘edukatif’. Atau mungkin kita mulai harus mengkaji ulang makna banyak-kata, termasuk kata ‘edukatif’ itu. Tapi kepada siapa keluhan penonton ini akan di alamatkan? Tokh para pemain (aktor) utamanya sendiri yang sudah memperagakan adegan awal yang kurang baik itu.

Sutradara (KPU) sebenarnya perlu belajar lagi tentang mementaskan sandiwara. Jika para pemain belum siap mental, atau bahkan belum hapal dialognya masing-masing, sebaiknya jangan dipentaskan dulu. Sebab jika sudah dipentaskan, sudah "bergelanggang mata orang banyak", sudah susah memeprbaiki citra tontonan, seperti yang terjadi pada adegan awal ini.

Sekarang, mungkin sutrdara (KPU) sendiri yang juga harus banyak latihan (meski waktunya tak akan cukup lagi), atau minimal siap mental, untuk menghadapi banyak kemungkinan dalam pementasan Sandiwara ini nantinya. Sebab jika ‘tekhnik munculnya saja sudah riuh-ramai, bukan tidak mungkin pentas nya akan bergemuruh. Dalam sandiwara ada namanya nada dasar, yaitu nada awal yang diambil untuk memulai ‘pementasan’. Sebaiknya jangan terlalu tinggi, nanti pada ‘puncaknya’ (klimaks) bisa kehabisan nafas.

Bagi para penonton (rakyat-banyak), mungkin perlu diberi catatan juga, bahwa “adegan ini jangan dicontoh dalam kehidupan sehari-hari”. Sebab mengamati adegan pembuka di atas, sekarang adalah peranan kita semua, untuk menjadi tokoh ‘penengah’. Apa boleh buat, meski tidak diikutkan dalam latihan, tampaknya pementasan Sandiwara ini memerlukan ‘tokoh tambahan’. Agar pementasan tidak berakhir dengan antiklimaks, harus ada yang membawa ‘jalan-keluar’ (resolusi) dan penyelesaian (kongklusi).

Jangan khawatir tidak bisa berperan dengan baik, sebab pada dasarnya improvisasi adalah hal biasa dalam pentas-pentas sandiwara kita. Dan sebagai figuran dari sandiwara ini, kita harus percaya pula, bahwa kedamaian itu laten dalam pribadi kita semua. Mudah-mudahan, “kampanye-damai” dan “pemilu-damai” benar-benar bisa kita pentaskan bersama. Semoga...

Sumber Gambar: www.jurnalperu.com
Read more
Ikuti Sayembara Menulis Artikel Blog: “Kontes Blog 1 Tahun Hakimtea.com”

sayembara menulis artikel blog
Apakah anda sepakat bahwa blog adalah hak cipta? Dan bahwa tulisan-tulisan di blog adalah karya-tulis bernilai yang pantas dihargai (diapresiasi)? Apakah anda tidak suka dengan kegiatan penjiplakan gagasan (plagiat) lewat blog? Apakah anda percaya, bahwa tulisan-tulisan di blog, dapat menjadi salah satu cara untuk membangun “citra baik” Indonesia di mata dunia? Atau bahkan (ini pertanyaan yang paling sederhana), apakah anda belakangan ini mulai kehilangan motivasi untuk menulis di blog anda? Kalau jawabannya adalah ya untuk semua pertanyaan ini, maka kayaknya anda harus ikutan sayembara yang satu ini.
Mau tahu apa hadiahnya? (Klik dulu donk, tanda di bawah ini, hehehehe)

Nah begitu, :-) hehehe.
Yup, tulisan saya kali ini adalah anjuran, dorongan dan ajakan, kepada semua sahabat blogger, untuk ikut dalam lomba yang bertajuk: " Kontes Blog 1 Tahun Hakimtea.com", yang
bekerjasama dengan etamhost.com;salah satu penyedia web hosting murah, dunia soer (blog-nya pak Yono Suryadi/ Adi ), dan Hakimtea.net (yang ini, situs lain hakimtea, hebat neh orang, hehehe). Kontes ini diadakan dalam rangka perayaan 1 tahun kehadiran hakimtea.com dalam percaturan blogging Indonesia.

Lalu kenapa harus ikutan? Selain karena hadiah utamanya cukup menjanjikan (tentu saja), lomba ini juga menjanjikan bahwa semua yang ikut akan menang, tidak ada yang kalah (nah, hebat khan?) Tapi lebih dari itu, lomba ini layak kita ikuti rame-rame, karena berangkat dari “Semangat Memajukan dunia bloging Indonesia” dan “semangat kejujuran kreatifitas”, yang tentunya juga jadi keinginan kita semua.

Oke, kita lanjutkan. Kayaknya, hadiahnya harus dikasih tahu lebih dulu, biar semangat (hehehehehe). Ini dia hadiah yang disediakan bagi 10 orang pemenang:
  1. Hadiah pertama, 1 paket hosting lite + domain.com (1 tahun) + paypal $30 + 5000Ec
  2. Hadiah kedua, 1 paket hosting lite + domain.com (1 tahun) + paypal $20 + 3000Ec
  3. Hadiah ketiga, 1 paket hosting lite + domain.com (1 tahun) + 1 VCC + 2000Ec
  4. Hadiah keempat, 1 paket hosting lite + domain.com (1 tahun) + 1 VCC
  5. Hadiah kelima, 1 paket hosting lite + domain.com (1 tahun) + 1 VCC
  6. Hadiah keenam, 1 paket hosting lite (1 tahun) + 1 Domain (di indowebsite.net) + 1 VCC
  7. Hadiah ketujuh, 1 paket hosting lite (1 tahun) + 1 Domain tidak terpakai (bali4shared.com) + 1 VCC
  8. Hadiah kedelapan, 1 paket hosting lite (1 tahun)
  9. Hadiah kesembilan, 1 paket hosting lite (1 tahun)
  10. Hadiah kesepuluh, 1 paket hosting lite (1 tahun)

Gimana? Pasti tertarik khan?
Nah, lalu kenapa saya bilang semua yang ikut bakal menang? Sebab ada jaminan bahwa semua artikel peserta akan mendapatkan kesempatan untuk dimuat di hakimtea.com berikut Nama Penulis dan URL-nya. Dengan cara itu, berarti semua artikel akan dihargai dan dimuat sebagai sebuah karya-kreatif. Tentunya akan menjadi kebangggan tersendiri jika tulisan anda, dimuat di blog orang lain sebagai karya anda sendiri, lengkap dengan link dan nama anda (kalau dimuat tanpa mencantumkan nama dan link sih udah biasa, wuakakakak).

Lalu, gimana cara ikutannya? Mudah kok, cukup dengan melakukan tiga langkah mudah, berikut:

  1. Bikin review kontesnya, muat di blogmu,
  2. Pasang banner kontesnya (seperti yang saya pasang di sudut kanan atas blog ini, dan
  3. Kirim artikelnya ke: hakimtea@gmail.com.

Catatan penting: artikel yang diikutkan dalam kontes jangan dimuat di blog sendiri ya. Soalnya, ada persyaratan bahwa artikel adalah: karya asli sendiri (bukan co-pas alias plagiat), dan belum pernah dipublikasikan. Nah, kalau dah dimuat di blog sendiri, khan artinya udah pernah dipublikasikan donk, hehehehehe. Tenang, karya tulis itu tetap bakal dimuat juga kok di blog hakimtea.com, jadi sabar aja... Dan yang pasti, persyaratan lombanya tidak mengharuskan kamu punya page-rank atau alexa-rank yang bagus kok (heheheheh). Jadi, siapapun yang punya blog bisa ikutan.

Tidak sabaran? Ya udah, segera daftar dan baca detilnya di: http://hakimtea.com/kontes/kontes-blog-1-tahun-hakimteacom, atau klik banner lomba di bagian kanan atas blog ini.
Akhirnya, Selamat berlomba...dengan sehat. Mari sama-sama “Membangun dan memajukan dunia blogging Indonesia!”

Salam,

Sumber gambar: www.biomed.uaa.alaska.edu

Read more
Interaksi Blog adalah Sandiwara Online

sandiwara blog online
Selamat datang semua. Hari yang cerah ya…(Sok tau aja ini, di tempat teman-teman lain padahal saya gak tahu, hahahaha). Tapi Saya tetap berharap di hati kita semua, ada kecerahan. Amin. Hmm, di hari yang baik ini, saya mau berbincang dengan teman-teman perihal Blog sebagai sandiwara. Lho, maksudnya apa lagi? Hehe, jangan terlalu ‘berat’ dan ‘gelap’ merespon judul tersebut. Hanya sebuah ajakan untuk bertukar pikiran, tentang dunia “per-blog-an” yang sama-sama kita ‘perankan’ ini.

Kita semua tahu, bahwa kehadiran blog dalam “dunia maya”, menggeser cara orang untuk menghadirkan dirinya di dunia ‘nir-waktu dan tempat’ ini (‘atau dunia yang dilipat’ kata Yasraf Amir Piliang), yang kita semua namakan sebagai Inter-net. Wah, apa lagi ya maksudnya ?Ya, sederhana aja kok. Memang kita tidak lagi membutuhkan kesamaan ruang dan kesamaan waktu, untuk bisa bertemu satu-sama lain khan? Ayo, di mana sekarang kita bertemu? Di komputer sayakah? Dan Jam berapa sekarang? Atau bahkan, sekarangkah sekarang? (Hehehe, bingung khan? Sama, saya juga...)

Beberapa waktu yang lalu, setiap orang merasa bahwa memiliki alamat surat elektronik (e-mail) adalah sebuah keharusan untuk menyatakan keber’ada’annya di wilayah-siber. Seperti sebuah KTP yang kita perlukan di kehidupan nyata, alamat email, adalah identitas kita masing-masing di dunia maya. Dahsyatnya, kita semua yang berbeda-beda negara, ras, suku, agama dan pandangan politik dalam kehidupan sehari-hari ini, bisa bersaudara di dunia maya. Jika dalam kehidupan nyata kita punya kewarganegaraan RI, Malaysia, Australia, dan lain-lain, maka di dunia maya, kita punya kewarganegaraan Yahoo, Google, MSN, atau yang lainnya. Dan hebatnya lagi, boleh memiliki kewarganegaraan sebanyak-banyaknya....

Sekarang, hak kewarganegaraan itu bertambah dengan adanya kepemilikan terhadap web-log, situs personal, web perorangan atau “blog” (Tentu setelah itu, kita harus juga berbincang soal Jejaring Sosial Siber semacam Facebook dan Friendster. Tapi mungkin lain waktu). Dengan adanya blog, orang tidak lagi sekedar memiliki alamat di dunia maya, tapi juga bisa membangun ‘wajah’ dan penampilannya. Jika di kehidupan nyata kita punya bentuk fisik yang “fitrah” sifatnya (taking as gived), dengan fasilitas blog masing-masing, kita berkesempatan membuat dan membangun sendiri wajah dan tubuh kita di dunia maya. (Tentang ini juga, mungkin secara khusus kita bincangkan lain waktu).

Nah, dengan cara itu lah, maka blog, menjadi panggung sandiwara kehidupan yang baru. Seperti layaknya kehidupan dunia nyata, melalui blog, dunia maya menghadirkan “watak” manusia, percakapan antara manusia, latar belakang dan bahkan alur cerita kemanusiaan sendiri. Dan karena itu, saya menamakannya, sandiwara yang online. Interaksi kemanusiaan yang dipanggungkan oleh sebuah garis ‘tak-terlihat’ yang menghubungkan dan memanggungkan kehidupan dari tempat dan waktu yang berbeda-beda, pada satu waktu dan ruang baru, ruang siber (Wuih dahsyat!).

Bagaimanapun, disadari atau tidak, disengaja atau tidak, masing-masing kita (blogger) tengah memulai proses penjatian-diri (identifikasi) bahkan sejak pertama kali kita memilih “sang-pemberi fasilitas” (Blogspot, WP, Blogsome, dan lain-lain). Kemudian, dilanjutkan dengan memilih template dan mengaturnya (memilih warna, jenis dan ukuran huruf, dan seterusnya. Lalu, dengan menentukan konten (isi) dari blog itu. Bukankah itu semua kemudian akan jadi ‘jati-diri maya’ sang blogger?

Lalu setelah itu, kita mulai berinteraksi satu sama lain. Bisa lewat pesan2 singkat di shoutbox, tapi juga lebih banyak lewat komentar di postingan. Bukankah ada citraan yang terbangun tentang ‘sang-blogger’ yang memiliki sebuah blog, ketika kita mengunjungi blognya, apalagi membaca postingan-postingannya? Dengan cara itulah kita saling mengenal, dan punya bayangan ‘sendiri’ tentang teman kita di dunia ‘maya’ ini. Dan semua itu berlansung tahap demi tahap, dan membangun sebuah alur cerita. Dia akan diakhiri, ketika sang blogger memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia persilatan, eh, perbloggeran, hehehe. Dengan menghapus blognya, maka seseorang telah me‘mati’kan pula seorang tokoh dari panggung sandiwara yang satu ini. (wuakakakakakakak).

Lalu, apakah kehadiran “watak”, percakapan dan alur itu cukup untuk menyebutnya Sandiwara? Tentu tidak, sebab hal yang paling substansial dari sebuah sandiwara belum dipenuhi. Apakah itu ? Adanya “pertentangan” (konflik), “kejutan” , dan “tegangan”, atau terlibatnya perasaan dan pikiran para tokohnya. Benar, bahwa kita sesama blogger tidak saling bersiteru (dan kuharap tidak sampai kapan-pun, amin..), tapi apakah perasaan dan pikiran tidak pernah terlibat ketika sanak semua membangun blog masing-masing?

Kita, mulai waspada terhadap spam, mulai was-was blognya tidak ada pengunjung, tegang menunggu pagerank dan alexa-rank meningkat. Bahkan aja kejutan-kejutan ketika ketika membuka email, akun paypal (hehehe) atau yang lain. Lalu, bukankah kekritisan mulai diransang, ketika mengunjungi blog lain, dan atau juga saat menanggapi komentar dan bahkan Shoutbox? Minimal, kita akan mulai tahu mana konten blog yang co-pas, mana yang orisinil? Demikian juga mengenali mana yang spam, dan mana yang dari sahabat sendiri? Secara spontan saja (dan lama-lama menjadi bawah sadar, karena terbiasa) kita tak lagi mengklik link dari komentar yang bernada spam di shoutbox...(yang ini curhat neh..., hahaha).

Lalu, keadaan itu menimbulkan perbenturan sendiri bagi kita. Alur sandiwaranya bergulir seiring upaya kita memahami dunia per-bloggeran secara berangsur-angsur, dan punya menimbulkan lika-liku (fluktuasi) tersendiri. Persoalan- demi persoalan diuraikan dan diatasi, mulai dari mengatur template sesuai kebutuhan kita masing-masing, hingga soal membagi waktu, antara aktifitas di ‘dunia pertama’ (nyata) dan dunia ‘kedua’ (maya). Dengan cara itu, blog menghadirkan pertentangan dan antagonisma (keburukan) tersendiri (ini curhat yang kedua, hahahahahahahahaha).

Sampai di situ, lengkaplah ia menjadi sandiwara, ketika peran ‘blogger’ menemukan sisi baiknya sebagai tokoh baik (protagonis) melawan tokoh jahat (antagonis). Antagonis itu, bisa hadir dari dalam diri sendiri dan dari luar. Dari dalam diri sendiri, antagonisnya akan berupa kemandulan kreatif, kebuntuan gagasan dan sejenisnya. Dari luar, dapat berupa spam, virus, penipuan via-net, gangguan jaringan, dan yang mungkin paling terasa adalah hadirnya ‘tokoh-tokoh’ penjiplak (yang mengutip keseluruhan tulisan orang tanpa menyebutkan sumbernya).

Jika seorang blogger memilih untuk menyerah dan ‘asal-aja’ (pramatis), berarti ia kalah dan mengakhiri ‘perannya’ sebagai tokoh utama. Sekarang ia bermain dalam naskah baru, sebagai figuran. Misalnya sebagai tukang co-pas....(tapi saya yakin sahabat-sahabat saya bloging saya tidak begitu, amin...). Tapi inti pembicaraannya, dengan adanya tokoh-tokoh itu, maka semua elemen dan substansi (isian) dari sebuah pentas sandiwara telah terpenuhi.

Dan, akhirnya, selamat datang di Sandiwara Online, dan selamat berpentas....hehehehehe.

Sumber Gambar: blog.madisonwhoswho.com
Read more
no image

LINK-Sahabat

[A]
Antique-All |

[B]
Beragamkata | Bunda-daffa |

[C]
Catatan Aji |

[D]
Daulat Tuanku |

[E]
E-JE |

[F]

[G]
|

[H]
|

[I]
|

[J]
|

[K]
| Komik Indonesia |

[L]
|

[M]
|

[N]
| Neo-Comp |

[O]

[P]
Pena Pagi |

[Q]

[R]
|

[S]
|


[T]
| Traveling to Indonesia | teraSeni.com

[U]
|

[V]

[W]
Welcome To My Simple Home |

[X]

[Y]
|

[Z]




Internet Marketing
LinkAlizer makes it easy and fast for you to to find link exchange partners and increase traffic. |



BANNER-Sahabat

Cara Membuat Blog Blogger Indonesia Kolom blog tutorial Photobucket fajardesign.blogspot.com guru ganteng  Unordinary World





MAU BERTUKAR LINK ?
Nah, buat sahabat-sahabat yang juga ingin bertukar link, silahkan masukkan URL dan namanya pada form berikut. Dan dengan begitu, link teman-teman telah terlist secara otomatis di blog saya. Kalau sewaktu-waktu balik ke sini, dah gak ada di atas formulir (nah lho? Hehehe, jangan berburuk sangka dulu, itu berarti telah saya pindahkan ke list di awal halaman ini, cari aja berdasarkan abjad ya...

Dan, ehm...Mohon pasang juga link saya di blog teman-teman ya...

Catatan:
Buat yang sifatnya bukan blog personal, sehingga gak bisa bertukar link, sebaiknya tidak usah mendaftarkan webnya di sini. Soalnya akan saya hapus juga. Tapi kalau mau numpang promosi beberapa jam aja, sih, ya gak pa juga deh...Tapi maaf lho, nanti saya hapus...

Trimakasih, dan saya merasa mendapat kehormatan untuk memasang link teman-teman di blog ini.




BEMINAT BARTERAN BANNER ?
Bagi sahabat-sahabat yang maunya barteran Banner, silahkan co-pas banner saya di bawah ini.
Jangan lupa tinggalkan komentar, agar saya punya jejak untuk memasang juga banner
sahabat di blog ini.

Terimakasih dan sukses!


Saya punya dua banner jelek, silahkan dipilih aja:

Pertama,contoh barangnya yang ini:

Sandiwara Kelas Online

Kodenya ini:







Kedua,contoh barangnya yang ini:

Sandiwara Kelas Online

Kodenya ini:



Jangan lupa tinggalkan jejak di kotak komentar !
Read more