Open top menu
#htmlcaption1 SEA DICAT POSIDONIUM EX GRAECE URBANITAS SED INTEGER CONVALLIS LOREM IN ODIO POSUERE RHONCUS DONEC Stay Connected

sandiwara indonesiaPara pembaca yang budiman, ini adalah tulisan pertama di blog ini. Oleh sebab itu, saya ingin menjelaskan dulu perihal latar belakang yang mendorong saya membuat blog ini.

Kenapa Sandiwara?

Pertama, Sandiwara punya sejarah panjang, seperti juga sejarah bangsa-bangsa di dunia, termasuk juga Indonesia. Di Negeri ini, sandiwara adalah bentuk ungkapan sejarah, juga emosi kemanusiaan yang beragam, bahkan bentuk perlawanan terhadap segala macam penindasan. Di Jaman Kolonial Belanda, sandiwara digunakan untuk menyebarkan semangat perjuangan secara rahasia. Di jaman orde lama, sandiwara adalah corong propaganda, dan di zaman orde baru menjadi saluran kritik terhadap kekuasaan, bahkan menjelma menjadi sebentuk 'oposisisi'. Hal ini, sekaligus memperlihatkan sifat 'cerdas' yang dikandung oleh jenis pertunjukan ini. Ia bisa 'mewakili' banyak hal, melalui penggambaran 'fragmen' kehidupan. Jadi, budaya sandiwara adalah budaya cerdas.

Kedua, Sandiwara punya banyak potensi pedagogi. Yang paling sering di gunakan adalah potensi 'ransangan' kreatif. Hal ini, tentunya baik untuk dunia pendidikan kita. Sandiwara, mengajarkan manusia untuk mengamati kehidupan dengan lebih teliti, mengolahnya untuk menjadi karya tulis, lalu juga belajar untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain. Jadi Sandiwara, pada dasarnya adalah cara mendidik diri sendiri maupun orang lain atau penonton.

Ketiga, di negara maju, sandiwara diajarkan di sekolah-sekolah sebagai salah satu bentuk pendidikan 'karakter'. Melalui pembelajaran ini, anak-anak dan remaja dimotivasi untuk 'mempelajari' dirinya sendiri secara lebih intens. Selanjutnya, mereka punya kesempatan pula untuk mempelajari orang lain, dan belajar mengorganisasikan diri. Di Indonesia, pembelajaran Sandiwara, baru-baru ini mulai dilirik. Namun sayangnya, informasi soal hal ini masih terbatas. Bukan karena apa-apa, tapi memang karena 'referensi' tentang sandiwara sendiri masih merupakan barang langka.

Sandiwara yang Mana?

Sebenarnya, terdapat istilah yang berpadanan dengan sandiwara, yaitu drama. Dalam pembahasan selanjutnya, dua hal itu akan disamaratakan saja. Bukan dengan maksud mengacaukan istilah, melainkan untuk menghindari perdebatan yang kurang bermanfaat. Drama, di ambil dari bahasa Yunani, sementara istilah Sandiwara dikembangkan dari bahasa Sanskerta. Tentunya, bahasa yang kedua ini terasa lebih dekat sebagai akar budaya orang Indonesia. Jadi biar terasa lebih Indonesia saja. Meski juga tidak haram untuk menggunakan istilah drama, namun istilah sandiwara lebih dekat dan dikenali oleh hampir semua lapisan masyarakat. Salah satu sebabnya, adalah karena sandiwara pernah populer sebagai hiburan masyarakat di sekitar tahun 60-an hingga 80-an. Jadi, istilah ini lebih dekat dengan konsep 'permainan', yang merupakan 'akar' bagi hampir semua seni pertunjukan di nusantara.

Kedua istilah ini memiliki makna konotatif. Drama, seringkali dikaitkan dengan kisah kehidupan, terutama yang 'memilukan'. Sementara sandiwara, juga diartikan sebagai 'kepura-puraan'.
Oleh sebab itu, sandiwara di sini, juga diartikan sebagai kehidupan itu sendiri. Betapapun, sandiwara mengambil sumber utama ceritanya dari kehidupan. Karena itu, istilah sandiwara di sini juga berarti berbagai kejadian dan fenomena yang terjadi di sekitar kita. Peristiwa politik, sosial, dan budaya, akan menarik untuk diamati sebagai sebuah drama. Pada dasarnya, setiap persoalan akan memiliki 'pertegangan', yang jika ditemukan, akan membantu untuk menguraikan sebuah masalah, dan memberikan tawaran jalan keluar.

Lalu, Apanya dari Sandiwara?

Melalui blog ini, saya ingin berbagi pengetahuan seputar sandiwara. Sehingga, saya juga bisa belajar banyak dari kawan-kawan yang lain. Kita mungkin bisa berbagi banyak hal seputar 'dasar-dasar' bermain sandiwara, kemungkinan pengembangannya, dan lain-lain. Mulai dari yang dasar dan dekat dengan sandiwara itu sendiri, seperti pemeranan, permainan dan latihan, penyutradaraannya, cara pengajarannya, hingga yang terjauh, yang dapat tentunya dapat memberi manfaat.

Sementara mungkin itu dulu, sebagai pengantar.

Salam.

Sandi Wara
Different Themes
Written by Lovely

Aenean quis feugiat elit. Quisque ultricies sollicitudin ante ut venenatis. Nulla dapibus placerat faucibus. Aenean quis leo non neque ultrices scelerisque. Nullam nec vulputate velit. Etiam fermentum turpis at magna tristique interdum.

3 comments:

PIKIRAN SAHABAT SEMUA MUNGKIN AKAN SANGAT MEMBANTU SAYA
JADI JIKA BERKENAN, SUDILAH KIRANYA MENINGGALKAN KOMENTAR, DI KOTAK INI: